Senin, 25 April 2011

LAMADUKELLENG

Lamadukelleng adalah seorang laki-laki yang hidup di sebuah negeri di daerah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia. Saat masih bayi, ia dibuang oleh bibinya ke Sungai Jeneberang. Mengapa Lamadukelleng dibuang ke sungai? Dapatkah ia bertemu kembali dengan kedua orangtuanya? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Lamadukelleng berikut ini. 

AMBO UPE DAN BURUNG BEO

Ambo Upe adalah seorang penggembala kerbau yang tinggal di sebuah daerah di Sulawesi Selatan, Indonesia. Ambo upe adalah bahasa Bugis yang terdiri dari dua kata, yaitu ambo yang berarti bapak, dan upe berarti untung atau beruntung. Ambo upe berarti bapak yang beruntung. Pada suatu hari, Ambo Upe menggembalakan enam ekor kerbaunya di pinggir sebuah hutan lebat. Tanpa diduga, tiba-tiba muncul dua orang perampok dari dalam hutan dengan wajah seram. Kedua perampok itu kemudian menghampiri dan mengikat Ambo Upe pada sebuah pohon, lalu membawa pergi kerbau gembalaannya. Bagaimana nasib Ambo Upe selanjutnya dan keenam kerbaunya? Ikuti kisah selengkapnya dalam cerita Ambo Upe dan Burung Beo berikut ini.

PUTRI TANDAMPALIK

Luwu adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia, yang memiliki luas 3.098,97 km2. Dalam perkembangannya, Kabupaten Luwu dimekarkan menjadi tiga daerah strategis, yaitu Kabupaten Luwu Utara yang kemudian dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Luwu Timur dan Kota Palopo. Dahulu, Kabupaten Luwu merupakan pusat kerajaan Bugis tertua yang bernama Kerajaan Luwu, yaitu bermula sebelum abad ke-14 dan berakhir abad ke-16 M. Kerajaan Luwu atau yang biasa juga dieja Luwuq, Luwok, atau Luwu‘, tertera dalam epik I La galigo bersama dua kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan, yaitu Kerajaan Wewang Nriwuk dan Tompoktikka. Namun, keberadaan kedua kerajaan yang terakhir disebutkan tidak dapat dipastikan, karena tidak ada bukti-bukti yang nyata mengenai wujud kedua kerajaan tersebut.
Lain halnya dengan Kerajaan Luwu, ia merupakan sebuah kerajaan yang pernah ada di Sulawesi Selatan. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan sebuah istana yang terletak di tengah Kota Palopo (kini menjadi salah satu kota kelas menengah di Provinsi Sulawesi Selatan), yang bernama Istana Luwu. Istana ini dibangun kembali oleh Pemerintah Kolonial Belanda sekitar tahun 1920-an Masehi di atas tanah bekas “Saoraja” (Istana sebelumnya yang terbuat dari kayu, konon bertiang 88 buah). Dalam sebuah cerita rakyat masyarakat Luwuk disebutkan bahwa pada zaman dahulu, Kerajaan Luwu pernah diperintah oleh seorang raja yang bernama La Busatana Datu Maongge atau sering dipanggil Raja atau Datu Luwu. Ia memiliki seorang putri yang cantik jelita, namanya Putri Tandampalik. Menurut adat yang berlaku di Kerajaan Luwu, bahwa seorang putri Luwu tidak boleh menikah dengan pemuda dari negeri lain. Hal inilah yang membuat Datu Luwu menjadi bimbang. Jika ia menolak setiap lamaran yang datang kepadanya, ia khawatir akan terjadi peperangan dan membuat rakyatnya menderita. Pada suatu hari, utusan Raja Bone  datang kepadanya ingin melamar Putri Tandampalik. Bersediakah Datu Luwu menerima lamaran Putra Mahkota Raja Bone? Akankah terjadi perang antara Kerajaan Luwu dengan Kerajaan Bone? Lalu, bagaimana nasib Putri Tandampalik? Ingin tahu jawabannya? Ikuti kisahnya dalam cerita Putri Tandampalik berikut ini. 
     

ASAL MULA NAMA GUNUNG MEKONGGA

Gunung Mekongga memiliki ketinggian 2.620 m di atas permukaan laut, terletak di Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Menurut bahasa setempat, kata gunung mekongga berarti gunung tempat matinya seekor elang atau garuda raksasa yang ditaklukkan oleh seorang pemuda bernama Tasahea dari negeri Loeya. Peristiwa apakah gerangan yang terjadi di daerah itu, sehingga Tasahea menaklukkan burung garuda itu? Lalu, bagaimana cara Tasahea menaklukkannya? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Asal Mula Nama Gunung Mekongga berikut ini.


OHEO

Oheo adalah seorang pemuda tampan yang bermata pencaharian sebagai petani tebu di daerah Kendari, Sulawasi Tenggara, Indonesia. Pada suatu hari, Oheo dikejutkan oleh sebuah peristiwa aneh di kebunnya. Ia mendapati tanaman tebunya hampir habis. Hal tersebut membuatnya kesal dan marah. Siapakah gerangan yang memakan tanaman tebu Ohoe? Lalu, apa yang akan dilakukannya? Ikuti kisahnya dalam cerita Oheo berikut ini.


LA SIRIMBONE

Di kalangan masyarakat Sulawesi Tenggara, Indonesia, beredar sebuah cerita rakyat yang mengisahkan tentang nasib seorang anak yatim bernama La Sirimbone yang dibuang oleh ibunya di tengah hutan. Mengapa La Sirimbone dibuang oleh ibunya di tengah hutan? Lalu, bagaimana nasib La Sirimbone selanjutnya? Apakah dia akan selamat atau mati dimakan binatang buas? Temukan jawabannya dalam cerita La Sirimbone berikut ini.


ASAL USUL GUNUNG SABA MPOLULU

Gunung Saba Mpolulu terletak di Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Dalam bahasa setempat, kata Saba berarti terpongkah, jatuh, atau hilang sebagian, seperti mata kapak yang sompel akibat berbenturan dengan batu atau benda keras lainnya. Sedangkan kata Mpolulu berarti kapak. Oleh masyarakat Kabaena, kata Saba Mpolulu diasosiasikan pada bentuk puncak gunung seperti kapak yang terkena benda keras. Menurut cerita yang berkembang di kalangan masyarakat Kabaena, terpongkahnya puncak gunung Saba Mpolulu tersebut disebabkan oleh sebuah peristiwa dahsyat yang terjadi di daerah itu. Peristiwa apakah sebenarnya yang terjadi, sehingga puncak Gunung Saba Mpolulu terpongkah atau hilang sebagian? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Asal Usul Gunung Saba Mpolulu berikut ini.


LA ONTO-ONTOLU

La Onto-Ontolu adalah putra sulung seorang raja di bulan. Suatu ketika, ia turun ke bumi dengan menyamar menjadi sebutir telur. La onto-ontolu dalam bahasa Buton (Sulawesi Tenggara) berarti telur. Setelah tinggal di bumi, ia menikahi putri bungsu Raja Buton. Namun, pernikahan mereka membuat keenam kakak kandung putri bungsu iri hati dan dendam. Suatu hari, mereka berniat untuk mencelakai La Onto-Ontolu. Berhasilkah rencana itu? Ikuti kisahnya dalam cerita La Onto-Ontolu berikut ini.


LA MOELU SI ANAK YATIM

La Moelu adalah seorang anak laki-laki miskin yang masih berumur belasan tahun. Ia tinggal bersama ayahnya yang sudah tua renta di sebuah dusun di daerah Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Berkat kerja keras, kesabaran, dan ketekunannya, La Moelu menjadi seorang yang kaya raya. Bagaimana lika-liku perjalanan hidup La Moelu sehingga menjadi kaya raya? Ikuti kisahnya dalam cerita La Moelu Si Anak Yatim berikut ini.


ASAL USUL POHON SAGU DAN PALEM

Pohon sagu dan palem merupakan jenis tanaman dataran rendah tropik yang banyak ditemukan tumbuh liar di kawasan hutan Dolo, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, asal usul kedua jenis pohon ini berasal dari tubuh manusia atau penjelmaan manusia. Hal ini dikisahkan dalam sebuah legenda yang hingga kini masih dipercayai kebenarannya oleh masyarakat setempat. Bagaimana manusia dapat menjelma menjadi pohon sagu dan palem? Ikuti kisahnya dalam cerita Asal Usul Pohon Sagu dan Palem berikut ini.


LEGENDA BATU BAGGA

Tolitoli adalah salah satu nama kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Di kabupaten yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah berkualitas ini terdapat sebuah batu yang melegenda di kalangan masyarakat setempat. Konon, batu tersebut merupakan jelmaan sebuah perahu bagga (perahu layar), sehingga disebut batu bagga. Peristiwa apakah yang telah menyebabkan perahu bagga itu menjelma menjadi batu? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Legenda Batu Bagga berikut ini. 


LEGENDA KAMPUNG PAYOL

Kampung Payol atau yang kini dikenal Kampung Sipayol adalah sebuah kampung yang terletak di Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah, Indonesia. Menurut masyarakat setempat, kampung ini memiliki legenda yang cukup menarik. Dulu, kampung ini tidak mempunyai nama. Namun tersebab oleh sebuah peristiwa, kampung ini kemudian diberi nama Kampung Payol. Peristiwa apakah yang terjadi di daerah tersebut sehingga dinamakan Kampung Payol? Ikuti kisahnya dalam cerita Legenda Ikan Payol berikut ini.


TADULAKO BULILI

Tadulako Bulili adalah sebutan untuk panglima perang Desa Bulili, yang terdiri dari tiga orang yaitu, Tadulako Bantaili, Makeku, dan Molove. Kata tadulako dalam bahasa setempat berarti penglima perang. Ketiga panglima perang tersebut bertanggungjawab atas keselamatan penduduk Bulili. Suatu ketika, raja di negeri itu yang bernama Raja Sigi, membuat masalah di desa itu. Apa tindakan ketiga tadulako tersebut? Lalu, masalah apa yang telah diperbuat oleh Raja Sigi? Ikuti kisahnya dalam cerita Tadulako Bulili berikut ini.


LEGENDA TANDUK ALAM

Tanduk Alam adalah seorang pemuka agama Islam dari Negeri Palembang, Sumatra Selatan yang mengembara hingga ke Negeri Banggai, Sulawesi Tengah, Indonesia. Suatu ketika, Raja Negeri Banggai meminta bantuannya untuk menyelamatkan putrinya yang diculik dan ditawan oleh orang Tobelo di Pulau Sagu. Berhasilkah Tanduk Alam menyelamatkan putri Raja Banggai itu? Ikuti kisahnya dalam cerita Legenda Tanduk Alam berikut ini.


ASAL MULA IKAN DUYUNG

Menurut kepercayaan masyarakat Sulawesi Tengah, Indonesia, khususnya yang berada di sekitar pantai, ikan duyung merupakan penjelmaan seorang perempuan cantik. Bagaimana seorang wanita cantik bisa menjelma menjadi seekor ikan duyung? Jawabannya dapat Anda temukan dalam cerita Asal Mula Ikan Duyung berikut ini. 


ABO MAMONGKUROIT

Abo Mamongkuroit adalah seorang lelaki miskin yang tinggal bersama istrinya di sebuah hutan di daerah Sulawesi Utara, Indonesia. Pada suatu hari, istrinya diculik oleh sesosok raksasa pemakan manusia. Berhasilkah Abo Mamongkuroit menyelamatkan istrinya? Ikuti kisahnya dalam cerita Abo Mamongkuroit berikut ini.


KEKEKOW DENGAN GADIS MISKIN

Kekekow adalah sejenis burung pemakan padi yang terdapat di daerah Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia. Kekekow dalam bahasa Minahasa terdiri dua kata, yaitu keke, yang berarti anak perempuan (panggilan kesayangan terhadap anak gadis, terutama di desa), dan kow yang berarti engkau. Jadi, kekekow berarti engkau anak gadis. Konon, di daerah Minahasa ada seekor burung kekekow yang sangat baik. Ia suka menolong dua orang gadis miskin dengan memberi mereka berbagai jenis buah-buahan. Pada suatu hari, para warga kampung menangkap dan menyembelih burung itu. Mengapa mereka menyembelih burung kekekow itu? Temukan jawabannya dalam cerita Kekekow Dengan Gadis Miskin berikut ini.


ALAMONA NTAUTAMA NTALODA: MANUSIA PERTAMA DI KEPULAUAN TALAUD

Kepulauan Talaud adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia dengan jumlah penduduk lebih kurang sembilan ribu jiwa. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat setempat, manusia pertama yang menghuni daerah tersebut berasal dari seekor ketam, yaitu jenis kepiting yang berkaki enam dan bersepit. Bagaimana peristiwa ajaib itu bisa terjadi? Ikuti kisahnya dalam cerita Alamona Ntautama Ntaloda: Manusia Pertama di Kepulauan Talaud berikut ini.


SIGARLAKI DAN LIMBAT

Sigarlaki dan Limbat adalah dua orang pemburu binatang yang tinggal di daerah Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia. Sigarlaki adalah seorang majikan sedangkan Limbat adalah pelayannya. Suatu hari, Sigarlaki menuduh pelayannya itu mencuri sisa daging binatang buruannya yang disimpan di dalam lemari. Karena si pelayan menolak tuduhan itu, maka Sigarlaki ingin menguji kejujuran pelayannya itu. Ujian apakah yang akan diterima oleh Limbat? Berhasilkah Limbat melalui ujian tersebut? Ingin tahu jawabannya? Ikuti kisahnya dalam cerita Sigarlaki dan Limbat berikut ini.


RATU ADIOA

Ratu Adioa adalah seorang pemuda yang selalu berperilaku santun dan hormat kepada kedua orang tuanya. Ia tidak pernah membantah dan menyakiti hati keduanya karena mereka telah mendidik dan membesarkannya. Suatu ketika, ia ditantang oleh empat orang sahabatnya agar menghabisi nyawa kedua orangnya. Jika ia tidak menerima tantangan itu, maka nyawanya sendiri yang akan terancam. Apa yang akan dilakukan Adioa? Temukan jawabannya dalam cerita Ratu Adioa berikut ini.


NAPOMBALU

Napombalu adalah nama sebuah pulau karang yang terletak di sebelah selatan Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Indonesia. Menurut cerita, pulau yang terkenal sebagai tonggak batas Kepulauan Talaud paling selatan ini merupakan penjelmaan dari seorang laki-laki yang dikubur hidup-hidup bernama Lawongo. Mengapa Lawongo dikubur hidup-hidup? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Napombalu berikut ini. 


ASAL USUL BURUNG MOOPOO

Minahasa yang dahulu dikenal dengan Malesung adalah salah satu nama kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di kabupaten ini hidup beragam jenis binatang langka dan khas Minahasa. Salah satu binatang khas Minahasa adalah burung moopoo. Konon, burung moopoo ini merupakan jelmaan seorang anak laki-laki. Mengapa anak laki-laki itu menjelma menjadi burung moopoo? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita rakyat Asal Usul Burung Moopoo berikut ini.


ASAL MULA DANAU LIPAN

Muara Kaman merupakan sebuah kecamatan di Kalimantan Timur yang terletak di tepi aliran Sungai Mahakam atau berada sekitar 120 km dari kota Tenggarong ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara. Di kecamatan ini terdapat sebuah daerah yang dikenal dengan nama Danau Lipan. Meskipun bernama Danau Lipan, daerah tersebut bukanlah seperti danau yang pada umumnya berbentuk cekungan besar tempat penampungan air pada permukaan bumi, yang airnya bersumber dari aliran sungai, mata air bawah tanah, ataupun air hujan. Akan tetapi, Danau Lipan ini merupakan padang luas yang ditumbuhi tumbuhan semak dan perdu seperti bunga merak dan nusa indah.  
Dahulu, Muara Kaman dan sekitarnya merupakan lautan luas. Pada masa itu, di salah satu daerah di pinggir laut, telah berdiri sebuah kerajaan yang sangat makmur dan pelabuhannya sangat ramai dikunjungi oleh pedagang dari berbagai negeri. Kerajaan itu terletak di Berubus, Kampung Muara Kaman Ulu, atau dikenal dengan nama Benua Lawas. Kerajaan yang makmur itu diperintah oleh seorang putri cantik jelita yang bernama Putri Aji Bedarah Putih. Karena kecantikannya, para pangeran dan bangsawan dari berbagai negeri datang ke kerajaan itu untuk meminang sang Putri, akan tetapi tak satu pun peminang yang diterima. Pada suatu ketika, Raja Cina yang didampingi oleh pasukannya juga datang ke kerajaan itu untuk meminang sang Putri. Bersediakah sang Putri menerima pinangan Raja Cina itu? Bagaimana akhir kisah ini? Mau tahu jawabannya? Ikuti kisah selengkapnya dalam cerita Asal Mula Danau Lipan.

ASAL MULA ERAU

Tenggarong adalah ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Indonesia. Pada mulanya, kota Tenggarong merupakan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara bernama Tepian Pandan. Namun, oleh Sultan Kutai, Aji Muhammad Muslihuddin (Aji Imbut), nama Tepian Pandan diubah menjadi Tangga Arung yang berarti rumah raja. Kemudian dalam perkembangannya, Tangga Arung lebih populer dengan sebutan Tenggarong sampai saat ini. Di daerah ini telah berkembang sebuah cerita legenda yang sangat populer yaitu Asal-Mula Erau. Cerita legenda ini mengambil latar belakang cerita di masa Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Marta Dipura (abad ke-13 M.) yang berdiri di Tepian Batu atau Kutai Lama. Cerita legenda ini terpusat pada kisah seorang laki-laki bernama Aji Batara Agung Dewa Sakti, seorang dari keturunan Dewa yang memiliki wajah sangat tampan, sehat dan cerdas. Ia tumbuh dan berkembang di lingkungan suku-bangsa Tenggarong Kutai. Sebagai keturunan Dewa, ia tidak boleh diperlakukan seperti halnya seorang anak manusia biasa. Oleh karena itu, sejak kecil ia dirawat dan dibesarkan dengan baik dan hati-hati oleh keluarga Petinggi Dusun Jaitan Layar. Pada waktu-waktu tertentu, keluarga Petinggi Dusun Jaitan Layar harus mengadakan upacara adat untuk Aji Batara Dewa Sakti yang dikenal dengan Erau.   

LEGENDA PESUT MAHAKAM

Pesut adalah salah satu nama jenis ikan yang terdapat di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, Indonesia. Menurut cerita, ikan pesut tersebut merupakan penjelamaan dua anak kecil kakak-beradik. Peristiwa apakah yang menimpa kedua anak tersebut sehingga menjelma menjadi ikan pesut? Ikuti kisahnya dalam cerita Legenda Pestu Mahakam berikut ini


NYAPU DAN MORET

Nyapu dan Moret adalah ayah dan anak yang cerdas dan memiliki pandangan jauh ke depan. Berkat kecerdasan mereka, seluruh penduduk Kampung Nyapu yang berada di daerah Kalimantan Timur, Indonesia, senantiasa hidup makmur, damai, dan sejahtera. Tindakan apa yang telah dilakukan Nyapu dan Moret sehingga warga Kampung Nyapu hidup makmur, damai, dan sejahtera? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Nyapu dan Moret berikut ini.


ASAL USUL RAJA-RAJA SUKU TUNJUNG

Suku Tunjung merupakan satu dari 28 anak suku Dayak yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Mereka sebagian besar mendiami tepian Sungai Mahakam dan Sungai Bengkalang. Pada zaman dahulu, suku ini dipimpin oleh raja secara turun-temurun. Siapakah raja pertama suku Tunjung yang kemudian menurunkan raja-raja berikutnya? Temukan jawabannya dalam cerita Asal Usul Raja-Raja Suku Tunjung berikut ini.


ASAL MULA DANAU MALAWEN

Danau Malawen adalah sebuah danau yang terletak di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Indonesia. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat setempat, danau yang di tepiannya terdapat beragam jenis anggrek ini dahulu merupakan sebuah aliran sungai yang di dalamnya hidup berbagai jenis ikan. Namun karena terjadi peristiwa yang mengerikan, sungai itu berubah menjadi danau. Peristiwa apakah yang menyebabkan sungai itu berubah menjadi danau? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Asal Mula Danau Malawen berikut ini.


AMBUN DAN RIMBUN

Ambun dan Rimbun adalah dua remaja laki-laki kakak-beradik. Mereka tinggal bersama ibunya di sebuah kampung di daerah Kalimantan Tengah. Sejak ayahnya meninggal, kehidupan mereka menjadi miskin. Meski demikian, kedua kakak beradik itu tetap saling menyayangi. Kemana pun pergi, mereka selalu bersama-sama. Pada suatu hari, Ambun dan Rimbun pergi merantau ke sebuah negeri untuk mengubah nasib keluarga mereka. Dalam perantauan, Ambun berhasil menjadi menantu raja di negeri itu. Apa yang terjadi sehingga Ambun dapat menikah dengan putri raja? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Ambun dan Rimbun berikut ini. 


UDER MANCING

Uder Mancing adalah seorang laki-laki pemalas yang tinggal di sebuah kampung di daerah Kalimantan Tengah. Kerjanya hanya tidur dan memancing. Pada suatu hari, ketika hendak pergi memancing ke daerah udik (hulu sungai), tiba-tiba ia diserang dan ditawan oleh kawanan kera. Mengapa Uder Mancing diserang dan ditawan kawanan kera itu? Lalu, bagaimanakah nasib Uder Mancing selanjutnya? Temukan jawabannya dalam cerita Uder Mancing berikut ini.


ASAL MULA PULAU NUSA

Pulau Nusa adalah sebuah pulau yang terletak di Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah, Indonesia. Bentuk pulau itu berkelok-kelok seperti ular naga. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat setempat, pulau ini terbentuk dari seekor naga besar yang sudah mati di dasar Sungai Kahayan. Peristiwa apakah yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bangkai naga besar itu bisa menjelma menjadi sebuah pulau? Temukan jawabannya dalam cerita Asal Mula Pulau Nusa berikut ini.


SANGI SANG PEMBURU

Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia yang memiliki kekayaan alam berupa emas yang sangat melimpah. Logam berwarna kuning mengkilau itu banyak terdapat di dasar Sungai Kahayan. Di atas Sungai Kahayan yang panjangnya 600 kilometer tersebut, tampak sebuah pemandangan yang sangat menarik. Dari kejauhan kesan yang muncul adalah sebuah pemukiman terapung di tengah sungai. Kesan pemukiman terapung itu semakin kuat dengan adanya asap hitam yang mengepul tinggi ke angkasa. Setelah dilihat dari dekat, ternyata pemukiman itu adalah ribuan lanting (rakit kayu) tambang emas yang berbentuk rumah terapung berjejer hampir menutup semua alur sungai. Lanting-lanting tersebut berisi peralatan tambang berupa mesin yang setiap hari bekerja melakukan kegiatan penambangan, menyedot lumpur dan pasir dari dasar Sungai Kahayan untuk mencari emas.
Masyarakat di sekitar Sungai Kahayan meyakini bahwa keberadaan emas yang melimpah tersebut merupakan peninggalan leluhur mereka. Menurut cerita yang beredar, pada zaman dahulu kala, di daerah itu telah hidup seorang pemuda gagah yang bernama Sangi. Sehari-hari ia bekerja sebagai pemburu. Suatu hari, ketika ia sedang berburu di hutan, ia bertemu dengan seekor naga yang bisa menjelma menjadi pemuda tampan. Konon, siapapun yang bertemu dengan naga itu, maka ia juga akan menjadi naga jadi-jadian dan selalu awet muda. Inilah yang dialami Sangi, setelah bertemu dengan pemuda tampan itu, ia kemudian menjelma menjadi naga jadi-jadian dan selalu awet muda. Akan tetapi, Sangi harus mematuhi larangan yang diberikan oleh sang Pemuda yaitu tidak boleh menceritakan kejadian itu kepada orang lain. Suatu ketika, Sangi melanggar larangan itu, akibatnya ia pun berubah menjadi naga. Pada saat sebelum menceburkan dirinya ke dalam Sungai Kahayan, Sangi sempat membuang harta pusakanya berupa perhiasan dan kepingan-kepingan emas ke dalam Sungai Kahayan. Cerita ini berkembang di kalangan suku-bangsa Dayak Ngaju di Kabupaten Gunung Emas, Kalimantan Tengah, yang dikenal dengan cerita Sangi Sang Pemburu.

ASAL USUL IKAN PATIN

Ikan patin adalah salah satu jenis ikan konsumsi yang hidup di air tawar. Ikan jenis ini banyak dijumpai di sungai-sungai di daerah Kalimantan Tengah, Indonesia. Bentuk ikan patin cukup unik. Badannya panjang dan berwarna putih dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Selain itu, ikan patin juga mengandung protein hewani yang cukup tinggi dan rasanya pun gurih. Meski demikian, tidak semua masyarakat Kalimantan Tengah mau memakannya. Mengapa demikian? Temukan jawabannya dalam cerita Asal-Usul Ikan Patin berikut ini.


DOHONG DAN T INGANG

Dohong adalah seorang pemuda kampung yang sehari-harinya menangkap burung di hutan di daerah Kalimantan Tengah, Indonesia. Suatu hari, sepulang dari menangkap burung, Dohong dikejutkan oleh kehadiran seorang gadis cantik jelita di pondoknya. Siapakah gadis cantik itu? Lalu apa yang akan dilakukan Dohong terhadap gadis cantik itu? Ikuti kisah selengkapnya dalam cerita Dohong dan Tingang berikut ini.


PALUI

Palui adalah seorang remaja laki-laki yang tinggal di sebuah desa di daerah Kalimantan Tengah, Indonesia. Pada suatu hari, ia pergi menangkap kawanan burung yang banyak terdapat di atas pohon beringin di tepi sungai. Tanpa disadarinya, kawanan burung tersebut membawanya terbang tinggi ke udara. Bagaimana kawanan tersebut membawa terbang si Palui? Berhasilkah Palui menyelamatkan diri? Jawabannya dapat Anda temukan dalam cerita Palui berikut ini.


NING RANGDA

Provinsi Kalimantan Selatan termasuk salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal memiliki hasil kerajinan tangan yang khas dan unik. Kain sasirangan dan tenun pagatan merupakan hasil kerajinan tangan berupa hasil tenun yang menjadi ciri khas provinsi ini. Hasil kerajinan tersebut memiliki motif, warna yang sangat menarik dan berkualitas tinggi. Bahkan, tenun sutera khas Kalimantan Selatan tersebut telah mengalami sentuhan elektik nan modern serta penuh dengan gaya oleh para desiner atau perancang busana.
Sejak dahulu, masyarakat Kalimantan Selatan sudah terkenal dengan kemahirannya menenun, merenda dan menyulam. Dalam sebuah cerita rakyat yang berkembang di kalangan masyarakat Kalimantan Selatan diceritakan bahwa pada zaman dahulu, ada seorang gadis yang sangat mahir menenun, namanya Rangda. Hasil tenunannya yang ia jual ke pasar menjadi rebutan para pembeli. Namun, para peminatnya tersebut belum mengetahui siapa si penenun itu. Oleh karena itu, mereka bermaksud untuk melacaknya. Berhasilkah mereka menemukan penenun itu? Apa yang akan mereka lakukan setelah bertemu dengan penenun itu? Untuk mengetahui jawabannya, ikuti kisahnya dalam cerita rakyat Ning Randa berikut ini.

DATUNG AYUH DAN BAMBANG SIWARA

Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang didiami oleh berbagai macam suku-bangsa. Salah satu di antaranya adalah suku Banjar. Suku Banjar ini terbagi atas tiga sub-suku yaitu Banjar Pahuluan, Banjar Batang Banyu, dan Banjar Kuala. Ada dua versi mengenai terbentuknya sub-suku tersebut yaitu versi sejarah dan versi cerita rakyat.
Pertama, menurut versi sejarah, terbentuknya sub-suku Banjar Pahuluan di Kalimantan Selatan berkaitan dengan dua kelompok masyarakat Melayu yang sama-sama berasal dari Sumatera dan sekitarnya. Kelompok masyarakat Melayu yang pertama-tama datang ke kawasan itu, yang biasa dikenal sebagai penduduk asli, yaitu suku Dayak Bukit. Sementara, kelompok masyarakat Melayu yang datang belakangan disebut-sebut sebagai cikal-bakal suku Banjar. Kedua kelompok masyarakat Melayu di atas mendiami lembah-lembah sungai yang sama di Pegunungan Meratus. Meskipun mereka hidup bertetangga, tetapi mereka tidak berbaur. Masing-masing merupakan kelompok yang berdiri sendiri. Jadi, daerah lembah sungai-sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus ini, nampaknya wilayah pemukiman pertama masyarakat Banjar, dan merupakan daerah konsentrasi penduduk yang banyak sejak zaman kuno. Daerah inilah yang dinamakan Pahuluan, sehingga masyarakat yang mendiami daerah ini disebut sebagai suku Banjar Pahuluan

ASAL MULA PULAU KAMBANG

Barito Kuala adalah salah kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan. Di daerah ini terdapat beberapa pulau yang terletak di tengah-tengah Sungai Barito yang membelah Kabupaten Barito Kuala. Pulau tersebut pada awalnya berupa delta yang kemudian disebut oleh masyarakat di sekitarnya sebagai pulau. Salah satu pulau atau delta yang sangat terkenal di daerah itu adalah Pulau Kambang. Pulau ini terletak di sebelah barat kota Banjarmasin, tepatnya di Kecamatan Alalak. Oleh pemerintah Indonesia, dalam hal ini Dinas Pertanian, Pulau Kambang ditetapkan sebagai pulau wisata pada tahun 1976. Sebagai objek wisata, Pulau ini sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah.
Jika anda berwisata ke Pasar Terapung Muara Kuin, anda akan melewati pulau ini. Sebagai objek wisata andalan kota Banjarmasin, Pulau Kambang ditawarkan dalam satu paket dengan Pasar Terapung Muara Kuin. Pulau kecil yang dikelilingi sungai ini mudah untuk dikunjungi. Salah satu daya tarik Pulau Kambang adalah keberadaan ribuan warik (kera) yang selalu menyambut para pengunjung yang datang, terlebih jika mereka sedang lapar. Tak jarang warik-warik tersebut merebut benda yang ada di pangkuan pengunjung. 

DATU PUNJUNG

Anda pernah mendengar nama Pasar Terapung Muara Kuin? Jika anda pernah berkunjung ke Banjarmasin, Kalimatan Selatan, kami rasa anda mengenal nama itu. Pasar Terapung tradisional itu berada di atas Sungai Barito di muara Sungai Kuin. Di sana, kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat unik. Para pedagang dan pembeli melakukan transaksi jual beli di atas jukung (perahu). Sayur-mayur dan hasil kebun yang diperjual-belikan diperoleh dari kampung-kampung di sepanjang aliran Sungai Barito dan anak-anak Sungai Barito, termasuk Sungai Kuin. Sungai Kuin merupakan sungai kecil yang menghubungkan Sungai Barito dan Sungai Martapura yang membelah kota Banjarmasin. Wilayah sepanjang Sungai Kuin tersebut disebut wilayah Kuin. Pada tahun 1500 M., kampung Kuin dipimpin oleh seorang kepala kampung yang bergelar Patih Kuin. Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Kuin adalah satu wilayah desa. Kemudian pada tahun 1964 M., Desa Kuin dimekarkan menjadi lima desa yang masing-masing dipimpin oleh seorang pembakal (Kepala Desa). Tanggal 1 Oktober 1980 M., desa tersebut telah diubah statusnya menjadi kelurahan.
Pada zaman dahulu, di daerah itu (Kuin) pernah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Banjar, yang diperintah oleh Sultan Suriansyah-Sultan Kerajaan Banjar I (1520 – 1550 M.). Konon, pada masa pemerintahaannya, Sultan Suriansyah pernah mendapat ancaman bahaya dari luar. Sebuah kapal asing yang tidak diundang berlabuh di Muara Sungai Kuin. Sikap angkuh para anak buah kapal itu menunjukkan bahwa kedatangan mereka tampaknya mempunyai maksud yang tidak baik. Hal ini diketahui oleh Sultan Suriansyah, yang segera mengumpulkan seluruh punggawa kerajaan untuk mengadakan musyawarah. Dalam musyawarah itu, seorang peserta musyawarah mengusulkan, bahwa untuk menghadang kapal para tamu yang tidak diundang itu, mereka harus membuat barikade dengan menanam pohon-pohon yang besar di dasar sungai. Namun, karena waktunya sangat mendesak, tidak satu pun punggawa kerajaan yang hadir dalam musyawarah mampu melakukan hal itu. Hanya orang sakti yang bisa melakukannya. Kebetulan, dalam rapat itu hadir seorang tua mengenakan jubah yang tidak dikenal oleh Sultan. Dengan sopan, ia meminta izin kepada Sultan untuk melakukan pekerjaan itu sesuai dengan kemampuan dan caranya sendiri. Setelah meminta izin, orang tua itu pun tiba-tiba menghilang. Siapa sebenarnya orang tua yang berjubah itu? Mampukah dia membarikade kapal asing itu? Penasaran kan? Ikuti kisahnya dalam cerita Datu Pujung berikut ini.

BATU BINI DAN BATU LAKI

Pegunungan Meratus merupakan kawasan hutan alami yang terletak di Propinsi Kalimantan Selatan. Pegunungan ini membentang dari arah Selatan di Kabupaten Tanah Laut hingga ke Utara dekat perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, luasnya diperkirakan lebih dari satu juta hektar. Di sebelah Barat Pegunungan Meratus tersebut terdapat dua buah gunung yang dikenal dengan Gunung Batu Bini dan Gunung Batu Laki. Menurut cerita masyarakat di sekitarnya, keberadaan kedua gunung tersebut dikaitkan dengan sebuah peristiwa yang pernah terjadi di daerah itu. Konon, kedua gunung tersebut berasal dari dua penggalan perahu layar milik seorang anak durhaka yang bernama si Angui. Karena sumpah sakti seorang ibu menjadikan si Angui, istri, beserta seluruh harta kekayaannya, berubah menjadi batu. Kemudian kedua batu tersebut berubah menjadi dua buah gunung yang mirip dengan bentuk sebuah perahu yang terpotong dua. Peristiwa itu dikemas dalam sebuah cerita rakyat yang dikenal dengan cerita Batu Bini Batu Laki. Bagaimana si Angui bisa durhaka terhadap ibunya, sehingga ia disumpah menjadi batu? Ingin tahu jawabannya? Ikuti kisahnya dalam cerita berikut ini.


DATU PULUT : ASAL MULA BURUNG PUNAI

Kalimantan Selatan merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang cukup melimpa. Di daerah ini hutan-hutan terhampar bagaikan permadani. Di tengah hutan tersebut hidup beraneka ragam tumbuhan dan hewan. Salah satu hewan yang sangat terkenal adalah burung punai. Menurut masyarakat setempat, bahwa asal mula keberadaan burung punai di daerah ini dikaitkan dengan cerita rakyat Datu Pulut: Asal Mula Burung Punai. Alur cerita ini mirip dengan cerita Mahligai Keloyang dan Putri Mambang Linau di Propinsi Riau. Dalam cerita tersebut dikisahkan bahwa seorang pemuda mendapati tujuh orang putri yang hendak mandi di telaga turun dari Kahyangan. Pada  saat putri tersebut sedang asyik mandi, dengan hati-hati sang Pemuda mengambil salah satu selendang yang diletakkan di pinggir telaga. Setelah beberapa lama mandi, hari pun mulai senja. Saatnya ketujuh putri tersebut kembali ke Kahyangan. Namun ketika mereka ingin kembali, salah satu dari ketujuh putri tersebut tidak bisa terbang ke angkasa, karena selendangnya telah diambil oleh sang Pemuda. Akhirnya, putri yang malang itu kemudian ditinggalkan oleh keenam saudaranya di bumi sendirian. Pemuda yang telah mengambil selendangnya itu kemudian menemui sang Putri dan mengajaknya untuk menikah. Di akhir cerita, mereka berpisah setelah dikaruniai anak. Sang Putri kembali ke tempat asalnya di Kahyangan meninggalkan suami dan anaknya di bumi.

DEWI LUING INDUNG BUNGA

Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia, yang terdiri dari hamparan hutan belantara. Hamparan hutan tersebut mengandung berbagai macam kekayaan alam, baik flora maupun fauna. Di sana, hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan secara bebas. Hamparan hutan tersebut merupakan bagian penting bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya, karena mereka sangat tergantung pada hutan tersebut. Oleh karena itu, mereka harus menjaga dan memeliharanya dengan baik agar ketergantungan terhadap hutan tersebut tetap terus berlangsung. Caranya adalah dengan tidak menebang hutan secara semena-mena. Setelah penebangan hutan dilakukan, hendaknya hutan tersebut segera ditanami kembali, agar bekas penebangan itu tidak menyisakan lahan kering yang akan mengakibatkan terjadinya bencana. 


LEGENDA GUNUNG BATU BANGKAI

Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Indonesia. Di daerah ini terdapat sebuah gunung yang memiliki nama yang cukup unik, yaitu Gunung Batu Bangkai. Masyarakat setempat menamakannya demikian, karena di gunung tersebut ada sebuah batu yang mirip dengan bangkai manusia. Konon, kehadiran batu bangkai tersebut berasal dari sebuah cerita legenda yang sampai saat ini masih berkembang di kalangan masyarakat Banjar Hulu di Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Cerita legenda ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki bernama Andung Kuswara yang durhaka kepada umanya. Karena kedurhakaannya, Tuhan menghukum si Andung menjadi batu.    


HAMPANG DATU

Berbagai macam cara dilakukan oleh manusia untuk mewujudkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas segala berkah dan rahmat yang dilimpahkan-Nya. Salah satunya adalah melakukan upacara bersih desa. Upacara ini merupakan upacara yang lazim dilaksanakan di berbagai desa di Jawa. Di kalangan masyarakat Jawa, bersih desa atau bersih dusun dikenal dengan istilah rasulan atau bersih deso, yaitu sebuah tradisi turun-temurun yang masih berlaku dalam masyarakat petani di desa-desa di Jawa, seperti di Desa Getas, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Mengenai kapan mulainya dan siapa yang memulai tradisi ini, sulit ditemukan sumbernya. Namun, tradisi ini masih berlangsung sampai sekarang yang sudah merupakan acara rutin setiap tahun sekali dengan agenda pokoknya tasyakuran, yaitu ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas limpahan rahmat-Nya kepada seluruh warga masyarakat.
Ungkapan rasa syukur tersebut diwujudkan dalam berbagai cara. Namun secara umum, rasulan atau bersih deso identik dengan menyediakan makanan lebih baik dari hari-hari biasanya, karena pada hari itu akan banyak sanak saudara, handai taulan dan kerabat yang datang ke rumah, sehingga mereka merasa malu jika tidak menghidangkan makanan yang lezat kepada tamu-tamu mereka. Selain menyediakan makanan dan minuman di rumah masing-masing, seluruh warga juga membuat satu porsi makanan lengkap dengan lauk-pauk yang telah dikemas dalam berbagai bentuk hiasan, kemudian dibawa dan dikumpulkan di balai desa. Makanan tersebut baru boleh dimakan secara beramai-ramai, setelah dibacakan doa oleh tokoh agama setempat. Bagi orang Jawa, rasulan termasuk juga hari besar selain hari raya Lebaran (Idul Fitri dan Idul Adha). Bagi anak-anak rasulan merupakan hari yang ditunggu-tunggu, karena akan dibelikan pakaian baru. 

LEGENDA BUKIT KELAM

Bukit Kelam merupakan salah satu obyek wisata alam yang eksotis di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia. Bukit yang telah menjadi Kawasan Hutan Wisata ini memiliki panorama alam yang memesona, yaitu berupa pemandangan air terjun, gua alam yang dihuni oleh ribuan kelelawar, dan sebuah tebing terjal setinggi kurang lebih 600 meter yang ditumbuhi pepohonan di kaki dan puncaknya. Dibalik pesona dan eksotisme Bukit Kelam, tersimpan sebuah cerita yang cukup menarik. Konon, Bukit Kelam dulunya merupakan sebuah rantau.  Namun, karena terjadi suatu peristiwa, maka kemudian rantau itu menjelma menjadi Bukit Kelam. Bagaimana kisahnya sehingga rantau itu menjelma menjadi bukit yang indah dan memesona? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Legenda Bukit Kelam berikut ini.


 

DONGENG DAN CERITA RAKYAT INDONESIA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez